Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan otak, tetapi juga untuk membentuk kepribadian dan akhlak mulia. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada para siswanya.
Sebab, kecerdasan tanpa karakter hanya akan melahirkan generasi yang pintar, namun mudah tersesat arah.
Karakter merupakan dasar dari kepribadian seseorang. Sifat jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli harus mulai dibentuk sejak usia dini.
Di usia sekolah dasar, anak-anak masih mudah diarahkan dan dibimbing. Oleh karena itu, peran sekolah menjadi sangat penting dalam membantu siswa mengenali dan membiasakan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembentukan karakter bukan hanya melalui pelajaran di kelas, tetapi juga melalui kebiasaan, keteladanan guru, dan budaya sekolah yang positif.
Guru memiliki posisi yang sangat strategis dalam membentuk karakter siswa.
Sikap dan perilaku guru akan ditiru oleh anak-anak, karena bagi mereka, guru adalah contoh nyata dalam bertindak.
Guru yang sabar, disiplin, jujur, dan penuh kasih akan menanamkan nilai-nilai yang sama pada diri muridnya.
Oleh karena itu, pembentukan karakter di sekolah harus dimulai dari keteladanan para pendidik.
Seperti sabda Rasulullah ﷺ:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Lingkungan sekolah yang baik akan sangat memengaruhi pembentukan karakter siswa.
Di MI Muhammadiyah Ceporan, pembentukan karakter dilakukan melalui kegiatan yang menanamkan nilai-nilai iman, disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan.
Beberapa contoh kegiatan pembentuk karakter di sekolah antara lain:
Shalat dhuha dan dzikir pagi bersama
Tadarus Al-Qur’an sebelum pelajaran dimulai
Kegiatan piket kebersihan dan gotong royong
Program kejujuran melalui kantin atau kotak amal
Kegiatan sosial seperti berbagi kepada sesama
Kegiatan-kegiatan tersebut membantu siswa memahami bahwa berbuat baik dan berakhlak mulia adalah bagian dari ibadah.
Pembentukan karakter bukanlah proses yang instan, melainkan hasil dari pembiasaan yang dilakukan terus-menerus.
Nilai-nilai seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan religius perlu dikuatkan melalui rutinitas sekolah.
Contohnya:
Jujur saat ujian dan berbicara
Disiplin datang tepat waktu
Tanggung jawab terhadap tugas dan kebersihan kelas
Peduli kepada teman yang sedang kesulitan
Religius dengan rutin berdoa dan beribadah
Melalui pembiasaan sederhana inilah karakter yang kuat akan tumbuh secara alami.
Keberhasilan pembentukan karakter siswa tidak lepas dari peran kerja sama antara sekolah dan orang tua.
Nilai-nilai yang diajarkan di sekolah perlu dilanjutkan di rumah agar anak mendapatkan teladan yang konsisten.
Orang tua yang memberi contoh baik di rumah akan memperkuat hasil pendidikan karakter di sekolah.
Membentuk karakter siswa di sekolah adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi bangsa yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat menumbuhkan jiwa yang kuat, hati yang bersih, dan sikap yang santun.
Dengan pembinaan yang berkelanjutan, guru yang teladan, dan lingkungan yang islami, MI Muhammadiyah Ceporan akan terus melahirkan siswa-siswi yang tidak hanya cerdas dalam pengetahuan, tetapi juga cerdas dalam akhlak dan budi pekerti.
🌷 “Ilmu tanpa akhlak bagaikan pohon tanpa buah.”